Meskipun latihan selama masa kehamilan telah terbukti memberikan manfaat kesehatan, tetapi masih banyak ibu hamil yang takut untuk melakukannya. Mereka beranggapan, olahraga saat hamil akan menimbulkan risiko yang membahayakan janin.
"Meskipun kami sudah mengatakan hal ini berulang-ulang selama 10 tahun terakhir, ibu hamil masih saja takut melakukannya, karena khawatir akan menyakiti anak mereka," kata peneliti, Melissa J. Hague, MD, seorang asisten profesor klinis kebidanan dan ginekologi di University of Kansas School of Medicine di Wichita.
Dalam peneliti yang melibatkan sekitar 90 wanita hamil, Hague mengungkapkan bahwa banyak wanita yang berhenti melakukan aktivitas fisik setelah hamil. Beberapa di antara mereka mengaku tidak pernah berpikir untuk melakukan latihan, bahkan untuk aktivitas yang sangat aman seperti berjalan.
"Saya sangat terkejut," ujar Hague yang mempublikasikan temuannya minggu ini pada pertemuan tahunan American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) di San Diego.
Pada tahun 2002, ACOG mengeluarkan rekomendasi tentang latihan selama kehamilan. Menurut mereka, ibu hamil tanpa komplikasi saat kehamilan tetap bisa aktif dengan persetujuan dokter. Ibu hamil juga harus memodifikasi latihan mereka sebagai indikasi medis.
Meski begitu, wanita yang punya kebiasaan tidak aktif harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memulai program latihan. Menurut ahli, latihan dalam tingkat moderat selama 30 menit atau lebih, setiap hari selama seminggu aman untuk wanita hamil tanpa komplikasi. Aktivitas yang memiliki risiko tinggi untuk jatuh, olahraga kontak, dan menyelam tidak dianjurkan.
댓글 없음:
댓글 쓰기